Thursday, April 4, 2013

Putri Sang Pembuat Mainan


Di suatu desa kecil, hiduplah seorang pembuat mainan kayu bernama yang sangat terkenal karena ketrampilannya. Dia mempunyai seorang anak perempuan kecil yang sangat disayanginya.

Pada hari ulang tahun anaknya yang kesepuluh, ia membuatkan sebuah boneka kayu yang sangat cantik untuk putrinya. Gadis kecil itu sangat menyukai bonekanya dan selalu membawa boneka itu bersamanya kemanapun dia pergi.

Pada suatu hari ketika ia sedang bermain bonekanya terjatuh dan tangannya patah.  Gadis kecil itu menangis dan berlari menuju ayahnya. Dengan bercucuran air mata ia mengeluh kepada ayahnya dan meminta sang ayah untuk memperbaiki bonekanya.

Sang ayah mendengarkan dengan penuh perhatian. Dia meminta anaknya untuk meninggalkan boneka itu untuk diperbaiki dan mengambilnya kembali setelah selesai.

Dengan tidak sabar gadis kecil itu berkata, ”Tidak ayah, engkau tidak mengerti! Aku ingin tangan boneka itu diperbaiki sekarang juga. Engkau kan bisa mencari sebuah kayu lain, membentuknya jadi sama seperti tangan yang patah lalu dicat dan sambung kembali pada bonekaku. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya”.

Sang ayah berusaha membujuk anaknya untuk percaya kepadanya karena ia yang membuat boneka itu sehingga ia tahu cara yang terbaik untuk memperbaikinya. Ia ingin putrinya mempercayakan boneka itu padanya.

Gadis kecil itu menjadi semakin tidak sabar dan berkata kepada ayahnya, ”Ayah, aku tidak bisa menunggu, engkau lambat sekali. Biar aku lakukan dengan caraku sendiri!”

Sehabis berkata demikian, si  gadis kecil mengambil bonekanya dan berlari meninggalkan ayahnya.

Sang ayah mencoba memanggil putrinya kembali, tetapi sia-sia karena putrinya tidak mau mendengar panggilannya, dan sang ayah pun merasa sangat sedih.

Seperti juga gadis kecil tersebut, kita juga membawa segala persoalan kita kepada Tuhan dan mencoba mengaturNya untuk menyelesaikan persoalan tersebut sesuai dengan keinginan kita. Seringkali kita tidak menyadari bahwa karena Tuhan yang menciptakan kita, maka Ia yang paling mengerti cara terbaik untuk menangani persoalan tersebut. Yang perlu kita lakukan adalah menyerahkannya dengan penuh kepercayaan ke dalam Tangan Tuhan. ΓΏ


No comments:

Post a Comment