Monday, August 15, 2011

Wortel, Telur dan Kopi

Seorang anak mengeluh kepada ayahnya mengenai kehidupannya yang terasa berat. Setiap hari penuh dengan tantangan. Ia tidak tahu lagi bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Sepertinya, setiap satu masalah selesai selalu muncul masalah baru. Ia merasa sudah lelah berjuang.

Ayahnya, yang adalah seorang koki, mengajaknya ke dapur. Di sana, sang ayah mengambil 3 buah panci ukuran sedang, mengisinya dengan air dan menaruhnya di atas kompor yang menyala. Setelah beberapa menit menunggu, air di panci-panci tersebut mendidih. Sang ayah menaruh sebutir telur di panci pertama, sebatang wortel di panci kedua dan satu sendok bubuk kopi di panci ketiga. 

Sang anak memperhatikan ayahnya bekerja dengan tidak sabar. Dalam hati dia bertanya-tanya apa  maksud sang ayah dengan ketiga panci dan bahan-bahan yang direbusnya. Namun ayahnya hanya memberi isyarat agar dia tetap diam dan memperhatikan. 

Setelah beberapa menit, ayahnya mematikan api, menaruh telur dan wortel di atas sebuah piring dan kopi di dalam cangkir. Lalu sambil tersenyum, dia berkata kepada, "Apa yang kau lihat, nak?"

"Wortel, telur dan kopi," si anak menjawab dengan tidak sabar.

Ayahnya memberi isyarat agar sang anak menyentuh wortel itu. Wortel itu terasa lunak di tangannya. Kemudian ayahnya menyodorkan telur, yang setelah dikupas didapatinya telur yang sudah mengeras. Terakhir, ayahnya menyodorkan secangkir kopi untuk dicicipi. Sang anak tersenyum mencium aroma kopi yang harum dan rasanya yang khas. 

Sang anak memandang ayahnya, bertanya, "Apa maksud dari semua ini, ayah?"

Ayahnya menjelaskan bahwa ketiga bahan yang berbeda itu telah mengalami kesulitan yang sama, direbus dalam air mendidih. Akan tetapi masing-masing memberikan reaksi yang berbeda. Wortel menjadi lunak setelah beberapa menit direbus, sedangkan telur menjadi keras. Sementara bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah direbus dalam air mendidih, bubuk kopi mengubah air tersebut menjadi minuman kopi yang nikmat. 

Sang ayah lalu bertanya pada anaknya, "Termasuk yang manakah kamu diantara ketiga bahan-bahan ini? Ketika kesulitan datang, bagaimanakan kamu akan menghadapinya?"

Apakah kamu seperti wortel yang sebelumnya keras, tetapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan menjadi kehilangan kekuatanmu dan menjadi lunak? 

Apakah kamu seperti telur yang sebelumnya memiliki hati yang lembut, tetapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan menjadi keras dan kaku, walaupun dari luar masih terlihat sama?

Atau apakah kamu seperti bubuk kopi, yang bertahan dalam air yang panas, sesuatu yang membawa kesulitan dan tantangan, dan mengubahnya menjadi air kopi yang nikmat? Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi menjadi semakin nikmat dan mengeluarkan aroma harum yang menyenangkan. Kalau kamu seperti bubuk kopi, ketika kesulitan hidup datang padamu, kamu tidak hanya mampu bertahan bahkan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmua juga semakin baik. 


Saturday, August 6, 2011

Berani mencoba



Alkisah, seorang pembuat jam berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?"
"Ha?," kata jam terperanjat, "Mana saya sanggup?"
"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?" 
Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.
"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?" 
"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.
Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam yang gelisah. "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?" 
"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu Dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Renungan :
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya