Sunday, December 18, 2011

Kisah Cangkir yang Cantik

 

Sepasang kakek-nenek memasuki sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah ulang tahun untuk cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju pada sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir yang cantik itu," kata si nenek pada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek. 

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir tersebut berbicara, "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada  seorang pengrajin dengan tangan  kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing.

Stop ! Stop ! Aku berteriak. Tetapi orang itu berkata, 'Belum !' Lalu ia mulai menyodok dan meninjuku  berulang-ulang. Stop ! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini  masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. “Panas  ! Panas !” Teriakku dengan keras. “Stop ! Cukup !” teriakku lagi.Tapi orang ini berkata, “Belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. “Stop ! Stop !”  Aku berteriak. Orang itu  berkata, 'Belum !' Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan  aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. “Tolong ! Hentikan penyiksaan ini !” Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya.Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia  terus membakarku.

Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin  seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat  kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala  kulihat diriku.

Renungan :

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, keadaan tidak selalu menyenangkan. Seringkali terasa sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi 'cantik' dan memancarkan Kemuliaan-Nya.

Bila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Tuhan sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai. Anda  akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda.


No comments:

Post a Comment